Selasa, 07 Mei 2013

Biaya Produksi



Biaya produksi adalah jumlah kompensasi yang diterima pemilik faktor produksi yang dipergunakan dalam proses produksi yang bersangkutan, Konsep biaya sangat erat hubungannya dengan jumlah produk yang dihasilkan, sehingga dikenal ada Biaya Total, Biaya Tetap, Biaya Variabel, Biaya Rata-tata dan Biaya Marjinal
 Biaya total (total cost) adalah seluruh biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi tiap tingkat output. Biaya total (TC) dibagi atas dua bagian yaitu Biaya Tetap  atau Fixed Cost (FC) dan biaya variabel atau variable cost (VC). Secara matematis dapat dituliskan: TC = FC + VC
Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang tidak berubah dengan berubahnya produksi. Biaya ini sering pula disebut sebagai biaya prasarana atau biaya tak terhindarkan. Dalam suatu usahaternak, biaya ini umumnya untuk membeli faktor produksi yang tidak habis pakai dalam satu kali proses produksi, misalnya kandang, mesin perah susu, kendaraan, sapi perah dan lain-lain (Ilustrasi 4.6.)
Biaya variabel (variable cost) adalah seluruh biaya yang berubah langsung mengikuti perubahan produk, bila produk naik maka biaya variabel akan naik dan sebaliknya dalam usahaternak pada umumnya berasal dari faktor produksi yang habis dalam satu kali proses produksi, misalnya pakan, bahan bakar, obat-obatan dan lain-lain
Biaya rata-rata (average cost) adalah biaya keseluruhan untuk menghasilkan suatu output tertentu dibagi dengan jumlah unit produk yang dihasilkan atau merupakan biaya per unit produksi.
Biaya rata-rata dapat dibedakan atas  Biaya Total Rata-rata (ATC),  Biaya tetap Rata-rata (AFC) dan Biaya Variabel Rata-rata (AVC).

KAPASITAS  PRODUKSI, HARGA  DAN KEUNTUNGAN  MAKSIMUM
Kapasitas produksi suatu perusahaan sangat ditentukan oleh perkembangan harga produk di pasar.
Perusahaan yang rasional akan menentukan kapasitas produksi  dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan maksimum.
Kurva biaya produksi diturunkan dari kurva produksi oleh karena itu penentuan kapasitas produksi dapat didekati melalui pendekatan kurva biaya dimana  keuntungan maksimum akan dicapai pada saat MC = MR dan = Hy (Ilustrasi 4.11)

Untuk memperoleh keuntungan maksimum maka kapasitas produksi harus diatur sebagai berikut (berdasarkan ilustrasi 4.11):
          Bila harga produk (Y) = H1 à kapasitas produksi harus sebesar Y1 (saat MC=MR=Hx) , pada posisi demikian dengan ATC sebesar Y1K atau OB1
Berarti penerimaan         =  OY1. Y1L atau OY1.OH1
Biaya                     = OY1.OK atau OY1.OB1
Keuntungan                       = (OY1.OH1) – (OY1.OB1) atau B1H1 . B1K.
          Bila harga Y = H2 (saat ATC = MC)
Maka kapasitas produksi harus Y2 agar keuntungan maksimum yaitu saat (MC = MR=Hx).
Berarti penerimaan         = OY2.  Y2M atau OY2.OH2
Biaya                     = OY2. Y2M atau OY2.OH2
Keuntungan        = 0 (Normal profit) artinya tidak ada keuntungan dan tidak ada kerugian.
Oleh karena itu mulai titik M (ATC = MC) ke kanan, atau kapasitas produksi > Y2 dimulainya kurva penawaran.
          Bila harga Y = H3 (AVC = MC)
Agar  keuntungan maksimum kapasitas produksi harus Y3
Penerimaan                       = OY3. Y3Q atau OY3. OH3
Biaya                        = OY3.Y3P atau OY3.OH5 à biaya lebih besar dari     penerimaan
Besar kerugian  = H3QPH5
Dalam keadaan tersebut perusahaan masih bisa berproduksi meskipun tidak mampu bayar AFC, karena seluruh penerimaan hanya cukup untuk menutup seluruh biaya variabel saja.

Sumber: rezawiezha-myblog.blogspot.com

1 komentar:

  1. kita juga punya nih artikel mengenai 'Biaya Produksi', silahkan dikunjungi dan dibaca , berikut linknya
    http://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/6236/1/JURNAL.pdf
    trimakasih
    semoga bermanfaat

    BalasHapus