Minggu, 20 Oktober 2013

pilihan kata-diksi

Vicky Prasetyo: “Di usiaku saat ini, ya 29 my age ya. Tapi aku tetap masi merindukan apresiasi karena basically, aku seneng, seneng musik gitu, walaupun kontroversi hati aku lebih menyudutkan kepada konspirasi kemakmuran yang kita pilih ya. Engga, kita, kita belajar harmonisisasi dari hal yang terkecil sampai hal terbesar. Aku pikir kita ga boleh ego terhadap satu kepentingan dan mengkudeta apa yang kita menjadi keinginan ya. Dengan adanya hubungan ini bukan mempertakut, bukan mempersuram statusisasi kemakmuran keluarga dia tapi menjadi konfiden. Tapi kita harus bisa mensiasati kecerdasan itu untuk labil ekonomi kita tetap lebih baik, aku sangat bangga. Zaskia : “Aku dibeliin rumah ya pap ya? Dibeliin rumah ya sayang ya. “ Vicky Prasetya: “Nantilah kita komunikasi lagi tentang itu”. Dari kutipan wawancara diatas, terdapat penggunaan kata – kata yang tidak tepat dan tidak sesuai dengan EYD.
Kata – kata tersebut yang dicetak tebal, dapat diganti menjadi: 29 my age = My age is 29 (urutan yang benar dalam pengucapan)
kontroversi hati = gejolak dalam hati
konspirasi kemakmuran = berorientasi
kemakmuran harmonisisasi = saling mengerti
mengkudeta = memaksakan
mempertakut = merusak / meresahkan
statusisasi kemakmuran = tingkat kesejahteraan
labil ekonomi = keadaan ekonomi

Sabtu, 12 Oktober 2013

ejaan yang disempurnakan dan tanda baca



Ejaan yang disempurnakan dan Tanda Baca
Contoh artikel :
Artikel Kesehatan
Kesehatan dan manusia seperti dua sisi yang tidak dapat di pisahkan. Itulah mengapa artikel tentang dunia kesehatan begitu di cari dan diburu oleh masyarakat. Anda bisa bayangkan kebutuhan mendesak seorang ibu yang baru melahirkan, bayi- bayi mungil yang perlu mendapat perawatan kesehatan,pekerja kantoran yang sering mendapat tekanan, atau 76 juta kaum manula yang ingin hidup sehat dan menurunkan berat badan.Mereka akan berusaha mencari informasi tentang hidup sehat.

Informasi mengenai kesehatan adalah suatu hal yang sangat dibutuhkan dewasa ini. Informasi mengenai tips pengobatan,baik medis maupun terapi alternatif dan pengobatan tradisional merupakan hal penting yang patut untuk diketahui,belum lagi mengenai informasi berbagai macam penyakit beserta pantangannya yang harus di hindari,kemudian ada lagi artikel kesehatan mengenai gejala dan penyebab suatu penyakit yang di ikuti dengan cara pencegahannya.

Semua hal di atas adalah berguna manakala kita sedang  mengumpulkan materi untuk pembuatan kliping atau tugas sekolah maupun pengumpulan bahan untuk skripsi,namun tak sedikit pula kita menggunakan informasi tersebut ketika kita sedang sakit dan ingin mencari pengobatan yang terbaik untuk kita maupun orang yang kita sayangi.

Berangkat dari hal tersebut di atas,saya mencoba untuk mengumpulkan informasi dasar tersebut yang saya ambil dari sumber-sumber yang kompeten sebagai referensi saja agar kita semua lebih sadar akan pentingnya kesehatan kita,karena kesehatan adalah anugerah Tuhan yang patut kita syukuri.

Kesalahan  :
-          Di pisahkan seharusnya menjadi ‘dipisahkan’.
-          Di cari seharusnya menjadi ‘dicari’.
-          Seharusnya jangan terlalu banyak koma jika terlalu banyak cukup beri tanda titik.


Ejaan yang disempurnakan
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku sejak tahun 1972. Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya, Ejaan Republik. Pada 23 Mei 1972, sebuah pernyataan bersama telah ditandatangani oleh Menteri Pelajaran Malaysia pada masa itu, Tun Hussien Onn dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Mashuri. Pernyataan bersama tersebut mengandung persetujuan untuk melaksanakan asas yang telah disepakati oleh para ahli dari kedua negara tentang Ejaan Baru dan Ejaan Yang Disempurnakan.

Perbedaan-perbedaan antara EYD dan ejaan sebelumnya adalah:
‘tj’ menjadi ‘c’ : tjutji → cuci
‘dj’ menjadi ‘j’ : djarak → jarak
‘j’ menjadi ‘y’ : sajang → sayang
‘nj’ menjadi ‘ny’ : njamuk → nyamuk
‘sj’ menjadi ‘sy’ : sjarat → syarat
‘ch’ menjadi ‘kh’ : achir → akhir
1.      Tanda baca
Tanda Titik (.)
1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
contoh: Saya suka makan nasi.
Sebuah kalimat diakhiri dengan titik. Apabila dilanjutkan dengan kalimat baru, harus diberi jarak satu ketukan. Cara ini dilakukan dalam penulisan karya ilmiah.
2. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.
contoh:
Irwan S. Gatot
George W. Bush
Tetapi apabila nama itu ditulis lengkap, tanda titik tidak dipergunakan.
Contoh: Anthony Tumiwa
3. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
Contoh:
Dr. (Doktor)
Ny. (Nyonya)
S.E. (Sarjana Ekonomi)
4. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda titik.
Contoh:
dll. (dan lain-lain)
dsb. (dan sebagainya)
tgl. (tanggal)
Dalam karya ilmiah seperti skripsi, makalah, laporan, tesis, dan disertasi, dianjurkan tidak mempergunakan singkatan.
5. Tanda titik dibelakang huruf dalam suatu bagian ikhtisar atau daftar.
contoh:
I. Persiapan Ulangan Umum.
A. Peraturan.
B. Syarat.
Jika berupa angka, maka urutan angka itu dapat disusun sebagai berikut dan tanda titik tidak dipakai pada akhir sistem desimal.
Contoh:
1.1
1.2
1.2.1
6. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu.
contoh: Pukul 7.10.12 (pukul 7 lewat 10 menit 12 detik)
7. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan angka ribuan, jutaan, dan seterusnya yang tidak menunjukkan jumlah.
contoh:
Nama Ivan terdapat pada halaman 1210 dan dicetak tebal.
Nomor Giro 033983 telah saya kasih kepada Michael.
8. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan yang terdiri dari huruf-huruf awal kata atau suku kata, atau gabungan keduanya, yang terdapat di dalam nama badan pemerintah, lembaga- lembaga nasional di dalam akronomi yang sudah diterima oleh masyarakat.
contoh:
Sekjen : (Sekretaris Jenderal)
UUD : (Undang-Undang Dasar)
SMA : (Sekolah Menengah Atas)
WHO : (World Health Organization)
9. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang.
contoh:
Cu (Kuprum)
52 cm
l (liter)
Rp 350,00
10. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan, atau kepala ilustrasi, tabel dan sebagainya.
contoh:
Latar Belakang Pembentukan
Sistem Acara
11. Tanda titik tidak dipakai di belakang alamat pengirim dan tanggal surat, atau nama dan alamat penerima surat.
contoh:
Jalan Kebayoran 32
Jakarta, 3 Mei 1997
Yth.Sdr.Ivan
Jalan Istana 30
Surabaya
B. Tanda Koma (,)
1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.
contoh: Saya menjual baju, celana, dan topi.
contoh penggunaan yang salah: Saya membeli udang, kepiting dan ikan.
2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang berikutnya, yang didahului oleh kata seperti, tetapi, dan melainkan.
contoh: Saya bergabung dengan Wikipedia, tetapi tidak aktif.
3a. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya.
contoh:
Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.
3b. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat.
contoh: Saya tidak akan datang kalau hari hujan.
4. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.
contoh:
Oleh karena itu, kamu harus datang.
Jadi, saya tidak jadi datang.
5. Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, yang terdapat pada awal kalimat.
contoh:
O, begitu.
Wah, bukan main.
6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
contoh: Kata adik, “Saya sedih sekali”.
7. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan tanggal, (ii) bagian-bagian kalimat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
contoh:
Medan, 18 Juni 1984
Medan, Indonesia.
8. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
contoh: Lanin, Ivan, 1999. Cara Penggunaan Wikipedia. Jilid 5 dan 6. Jakarta: PT Wikipedia Indonesia.
9. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.
contoh: I. Gatot, Bahasa Indonesia untuk Wikipedia. (Bandung: UP Indonesia, 1990), hlm. 22.
10. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
contoh: Rinto Jiang,S.E.
11. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
contoh:
33,5 m
Rp 10,50
12. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.
Contoh: pengurus Wikipedia favorit saya, Borgx, pandai sekali.
13. Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
contoh: dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh.
Bandingkan dengan: Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam pembinaan dan pengembangan bahasa.
14. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.
contoh: “Di mana Rex tinggal?” tanya Stepheen.
C. Tanda Titik Koma (;)
1. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.
contoh: malam makin larut; kami belum selesai juga.
2. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
contoh: Ayah mengurus tanamannya di kebun; ibu sibuk bekerja di dapur, adik menghafalkan nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik mendengarkan siaran pilihan pendengar.
D. Tanda Titik Dua (:)
1. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.
contoh:
yang kita perlukan, sekarang ialah barang-barang yang berikut: kursi, meja, dan lemari.
Fakultas itu mempunyai dua jurusan: Ekonomi Umum dan Ekonomi Perusahaan.
2. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
contoh:
Ketua : Hany Christoffer
Wakil Ketua : Ricky Kurniawan Wenas
Sekretaris : Maria Dewi Puspasari
Wakil Sekretaris : Terry Rionaldy
Bendahara : Lina Veronica
Wakil bendahara : Marcel Lawinata
3. Tanda titik dua dipakai dalam teks drama kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
contoh:
Pak Erwin : “Jangan lupa perbaiki halaman bantuan Pak Guru!”
Rexy : “Ya, Pak!”
4. Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara bab dan ayat dalam kitab-kitab suci, atau (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan.
contoh:
(i) Tempo, I (1971), 34:7
(ii) Surah Yasin:9
(iii) Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi sudah terbit.
5. Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
contoh: Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
E. Tanda Hubung (-)
1. Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris.
contoh:
….dia beli ba-
ru juga.
-Suku kata yang terdiri atas satu huruf tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada ujung baris.
contoh:
…. masalah i-
tu akan diproses.
2. Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata dan belakangnya, atau akhiran dengan bagian kata di depannya ada pergantian baris.
contoh:
…. cara baru meng-
ukur panas
akhiran -i tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada pangkal baris.
contoh:
………mengharga-
i pendapat.
3. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
contoh: anak-anak
tanda ulang singkatan (seperti pangkat 2) hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai pada teks karangan.
4. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal.
contoh: p-e-n-g-u-r-u-s
5. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan.
bandingkan:
ber-evolusi dengan be-revolusi
dua puluh lima-ribuan (20×5000) dengan dua-puluh-lima-ribuan (1×25000).
Istri-perwira yang ramah dengan istri perwira-yang ramah
PN dengan di-PN-kan.
6. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital; (b) ke- dengan angka, (c) angka dengan -an, dan (d) singkatan huruf kapital dengan imbulan atau kata.
contoh:
se-Indonesia
hadiah ke-2
tahun 50-an
ber-SMA
KTP-nya nomor 11111
bom-V2
sinar-X.
7. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.
Contoh:
di-charter
pen-tackle-an
Sebagai lambang matematika untuk pengurangan (tanda kurang).
F. Tanda Pisah (—)
1. Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberikan penjelasan khusus di luar bangun kalimat.
contoh: Wikipedia Indonesia—saya harapkan—akan menjadi Wikipedia terbesar
Dalam pengetikan karangan ilmiah, tanda pisah dinyatakan dengan 2 tanda hubung tanpa jarak.
contoh: Medan—Ibu kota Sumut—terletak di Sumatera
2. Tanda pisah menegaskan adanya posisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih tegas.
contoh:
Rangkaian penemuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atom—telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
3. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti sampai dengan atau di antara dua nama kota yang berarti ‘ke’, atau ‘sampai’.
contoh:
1919—1921
Medan—Jakarta
10—13 Desember 1999
Penamaan artikel
Nama-nama geografis
Coba berikan padanan nama-nama geografis dalam bahasa Indonesia dari tempat-tempat di luar negeri apabila ada. Apabila tidak ada, tolong berikan nama tersebut dalam bahasa setempat, hindarkan pemberian nama dalam bahasa Inggris, namun tentu saja nama Inggris bisa disebut di dalam artikel. Nama dalam bahasa Inggris bisa pula dipakai sebagai nama halaman redireksi. Tetapi jika bahasa setempat tidak ditulis menggunakan huruf Latin, nama dalam bahasa Inggris bisa dipertimbangkan. Khusus mengenai nama-nama geografis di Jawa, ejaan resmi dalam bahasa Indonesia dipakai, meski ini sering tidak konsisten dan konsekuen. Kadangkala fonem /a/ pada posisi akhir terbuka dieja sesuka hati sebagai [o] atau [a].
Contoh:
Nama-nama tempat asing
Antwerpen dan bukan Antwerp (bahasa Inggris).
Moskwa dan bukan Moscow (bahasa Inggris).
Perancis dan bukan Prancis (berdasarkan kesepakatan).
Singapura dan bukan Singapore (bahasa Inggris).
Wina dan bukan Wien (bahasa Jerman) apalagi Vienna (bahasa Inggris).
Yerusalem dan bukan Jerusalem (bahasa Inggris).
Nama-nama tempat di Jawa
Surabaya dan bukan Suroboyo.
Wonogiri dan bukan Wanagiri.
Surakarta atau Solo, atau Sala dan bukan Surokarto.
Purwakarta dan bukan Purwokarto di Jawa Barat.
Purwokerto dan bukan Purwakerta di Jawa Tengah.
Nama-nama tempat yang sering dipakai di Indonesia
Kabupaten dan Kota. Untuk kabupaten dan kota di Indonesia, penamaan artikelnya memakai format “Kabupaten AA” dan “Kota AA”, contoh: Kabupaten Aceh Besar dan Kota Lhokseumawe, jadi bukan “Aceh Besar” dan “Lhokseumawe”. Ini berlaku walaupun nama tersebut hanya memiliki satu kegunaan. Pada contoh diatas Aceh Besar diberi nama Kabupaten Aceh Besar walaupaun tidak ada Kota Aceh Besar.
Kecamatan. Untuk nama kecamatan menggunakan pola “nama kecamatan, nama kabupaten atau kota” seperti Ciawi, Bogor dan Ciawi, Tasikmalaya bukan Kecamatan Ciawi karena nama kecamatan yang sama bisa terdapat di kabupaten yang lain.
Kelurahan/desa. Untuk nama kelurahan menggunakan pola “nama kelurahan, nama kecamatan, nama kabupaten atau kota” seperti Seutui, Baiturrahman, Banda Aceh dan bukan Seutui atau Kelurahan Seutui atau Seutui, Baiturrahman.
Pulau, Sungai, Danau, Pulau, Suku, Air terjun, Tanjung, Selat, Teluk. Mengikuti pola “Pulau AA”, “Sungai Mahakam” dan sebagainya. Contohnya: Pulau Simeulue dan bukan Simeulue. (terkecuali untuk Jawa, Sumatra, Sulawesi, Kalimantan tidak memakai awalan pulau karena lebih populer)
Untuk nama-nama tempat di Indonesia yang memiliki banyak kegunaan, maka artikel dengan nama itu menjadi halaman disambiguasi. Contohnya: “Blitar” karena memiliki banyak arti, maka artikel “Blitar” menjadi halaman disambiguasi yang mengandung pranala ke Kota Blitar dan Kabupaten Blitar.
Nama-nama tokoh
Nama-nama tokoh dalam bahasa Indonesia, dieja sesuai ejaan asli meskipun bertentangan dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Nama-nama tokoh asing juga sesuai ejaan dalam bahasa aslinya, hindarkan penggunaan ejaan bahasa Inggris. Namun apabila bahasa asli tidak ditulis menggunakan huruf Latin, ejaan dalam bahasa Inggris bisa dipertimbangkan. Hindarkan penggunaan nama-nama Latin atau Yunani dengan ejaan bahasa Inggris. Untuk nama-nama tokoh Tionghoa gunakan ejaan yang berlaku dalam bahasa Indonesia. Apabila tidak ada coba gunakan ejaan Pinyin dan hindari ejaan Inggris berdasarkan Wade-Giles, meski ejaan terakhir ini kadangkala secara fonetis lebih tepat.
Pedoman penggunaan ejaan untuk nama tokoh Indonesia adalah sebagai berikut:
Kelahiran sebelum tahun 1947, gunakan Ejaan Van Ophuijsen (gunakan oe untuk u, tj untuk c, dj untuk j, dan j untuk y).
Kelahiran antara 1947 dan sebelum 1972, gunakan Ejaan Republik (gunakan tj untuk c, dj untuk j, dan j untuk y).
Kelahiran pada dan setelah 1972, gunakan Ejaan Yang Disempurnakan.
Jika ragu, atau tanggal kelahiran tokoh tidak tersedia, gunakan Ejaan Yang Disempurnakan.
Nama-nama tokoh sebaiknya ditulis secara lengkap berikut nama depan dan nama belakang, kecuali tokoh tidak memiliki nama depan secara resmi atau nama merupakan nama julukan.
Contoh:
Aristoteles dan bukan Aristotle.
Bill Clinton dan bukan William Jefferson Clinton
Boris Yeltsin dan bukan Yeltsin.
Jeanne d’Arc dan bukan Joan of Arc.
Kong Hu Cu dan bukan Kung Fu-tse
Lenin bisa dipergunakan seiring dengan Vladimir Lenin.
Mao Zedong dan bukan Mao Tse-tung.
Ptolemeus dan bukan Ptolemy.
Soeharto dan bukan Suharto.
Soekarno dan bukan Sukarno.
H.O.S. Tjokroaminoto dan bukan H.O.S. Cokroaminoto.
Penggunaan gelar
Gelar-gelar kebangsawanan dan akademis jangan dipakai sebagai judul artikel meskipun harus disebut dalam artikel sendiri.
Contoh:
Hamengkubuwono IX dan bukan Sultan Hamengkubuwono IX atau Sri Hamengkubuwono IX
Kartini dan bukan R.A. Kartini atau Raden Adjeng Kartini atau Raden Ajoe Kartini
Jusuf Kalla dan bukan Drs. Jusuf Kalla
Beberapa gelar lainnya yang juga harus dihindari antara lain: GPH (Gusti Pangeran Haryo), KGPH (Kanjeng Gusti Pangeran Haryo), GBPH (Gusti Bendoro Pangeran Haryo) dan lain-lain. (lihat gelar kebangsawanan). (E.T.)

ejaan yang disempurnakan dan tanda baca



Ejaan yang disempurnakan dan Tanda Baca
Contoh artikel :
Artikel Kesehatan
Kesehatan dan manusia seperti dua sisi yang tidak dapat di pisahkan. Itulah mengapa artikel tentang dunia kesehatan begitu di cari dan diburu oleh masyarakat. Anda bisa bayangkan kebutuhan mendesak seorang ibu yang baru melahirkan, bayi- bayi mungil yang perlu mendapat perawatan kesehatan,pekerja kantoran yang sering mendapat tekanan, atau 76 juta kaum manula yang ingin hidup sehat dan menurunkan berat badan.Mereka akan berusaha mencari informasi tentang hidup sehat.

Informasi mengenai kesehatan adalah suatu hal yang sangat dibutuhkan dewasa ini. Informasi mengenai tips pengobatan,baik medis maupun terapi alternatif dan pengobatan tradisional merupakan hal penting yang patut untuk diketahui,belum lagi mengenai informasi berbagai macam penyakit beserta pantangannya yang harus di hindari,kemudian ada lagi artikel kesehatan mengenai gejala dan penyebab suatu penyakit yang di ikuti dengan cara pencegahannya.

Semua hal di atas adalah berguna manakala kita sedang  mengumpulkan materi untuk pembuatan kliping atau tugas sekolah maupun pengumpulan bahan untuk skripsi,namun tak sedikit pula kita menggunakan informasi tersebut ketika kita sedang sakit dan ingin mencari pengobatan yang terbaik untuk kita maupun orang yang kita sayangi.

Berangkat dari hal tersebut di atas,saya mencoba untuk mengumpulkan informasi dasar tersebut yang saya ambil dari sumber-sumber yang kompeten sebagai referensi saja agar kita semua lebih sadar akan pentingnya kesehatan kita,karena kesehatan adalah anugerah Tuhan yang patut kita syukuri.

Kesalahan  :
-          Di pisahkan seharusnya menjadi ‘dipisahkan’.
-          Di cari seharusnya menjadi ‘dicari’.
-          Seharusnya jangan terlalu banyak koma jika terlalu banyak cukup beri tanda titik.


Ejaan yang disempurnakan
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku sejak tahun 1972. Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya, Ejaan Republik. Pada 23 Mei 1972, sebuah pernyataan bersama telah ditandatangani oleh Menteri Pelajaran Malaysia pada masa itu, Tun Hussien Onn dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Mashuri. Pernyataan bersama tersebut mengandung persetujuan untuk melaksanakan asas yang telah disepakati oleh para ahli dari kedua negara tentang Ejaan Baru dan Ejaan Yang Disempurnakan.

Perbedaan-perbedaan antara EYD dan ejaan sebelumnya adalah:
‘tj’ menjadi ‘c’ : tjutji → cuci
‘dj’ menjadi ‘j’ : djarak → jarak
‘j’ menjadi ‘y’ : sajang → sayang
‘nj’ menjadi ‘ny’ : njamuk → nyamuk
‘sj’ menjadi ‘sy’ : sjarat → syarat
‘ch’ menjadi ‘kh’ : achir → akhir
1.      Tanda baca
Tanda Titik (.)
1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
contoh: Saya suka makan nasi.
Sebuah kalimat diakhiri dengan titik. Apabila dilanjutkan dengan kalimat baru, harus diberi jarak satu ketukan. Cara ini dilakukan dalam penulisan karya ilmiah.
2. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.
contoh:
Irwan S. Gatot
George W. Bush
Tetapi apabila nama itu ditulis lengkap, tanda titik tidak dipergunakan.
Contoh: Anthony Tumiwa
3. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
Contoh:
Dr. (Doktor)
Ny. (Nyonya)
S.E. (Sarjana Ekonomi)
4. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda titik.
Contoh:
dll. (dan lain-lain)
dsb. (dan sebagainya)
tgl. (tanggal)
Dalam karya ilmiah seperti skripsi, makalah, laporan, tesis, dan disertasi, dianjurkan tidak mempergunakan singkatan.
5. Tanda titik dibelakang huruf dalam suatu bagian ikhtisar atau daftar.
contoh:
I. Persiapan Ulangan Umum.
A. Peraturan.
B. Syarat.
Jika berupa angka, maka urutan angka itu dapat disusun sebagai berikut dan tanda titik tidak dipakai pada akhir sistem desimal.
Contoh:
1.1
1.2
1.2.1
6. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu.
contoh: Pukul 7.10.12 (pukul 7 lewat 10 menit 12 detik)
7. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan angka ribuan, jutaan, dan seterusnya yang tidak menunjukkan jumlah.
contoh:
Nama Ivan terdapat pada halaman 1210 dan dicetak tebal.
Nomor Giro 033983 telah saya kasih kepada Michael.
8. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan yang terdiri dari huruf-huruf awal kata atau suku kata, atau gabungan keduanya, yang terdapat di dalam nama badan pemerintah, lembaga- lembaga nasional di dalam akronomi yang sudah diterima oleh masyarakat.
contoh:
Sekjen : (Sekretaris Jenderal)
UUD : (Undang-Undang Dasar)
SMA : (Sekolah Menengah Atas)
WHO : (World Health Organization)
9. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang.
contoh:
Cu (Kuprum)
52 cm
l (liter)
Rp 350,00
10. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan, atau kepala ilustrasi, tabel dan sebagainya.
contoh:
Latar Belakang Pembentukan
Sistem Acara
11. Tanda titik tidak dipakai di belakang alamat pengirim dan tanggal surat, atau nama dan alamat penerima surat.
contoh:
Jalan Kebayoran 32
Jakarta, 3 Mei 1997
Yth.Sdr.Ivan
Jalan Istana 30
Surabaya
B. Tanda Koma (,)
1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.
contoh: Saya menjual baju, celana, dan topi.
contoh penggunaan yang salah: Saya membeli udang, kepiting dan ikan.
2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang berikutnya, yang didahului oleh kata seperti, tetapi, dan melainkan.
contoh: Saya bergabung dengan Wikipedia, tetapi tidak aktif.
3a. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya.
contoh:
Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.
3b. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat.
contoh: Saya tidak akan datang kalau hari hujan.
4. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.
contoh:
Oleh karena itu, kamu harus datang.
Jadi, saya tidak jadi datang.
5. Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, yang terdapat pada awal kalimat.
contoh:
O, begitu.
Wah, bukan main.
6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
contoh: Kata adik, “Saya sedih sekali”.
7. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan tanggal, (ii) bagian-bagian kalimat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
contoh:
Medan, 18 Juni 1984
Medan, Indonesia.
8. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
contoh: Lanin, Ivan, 1999. Cara Penggunaan Wikipedia. Jilid 5 dan 6. Jakarta: PT Wikipedia Indonesia.
9. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.
contoh: I. Gatot, Bahasa Indonesia untuk Wikipedia. (Bandung: UP Indonesia, 1990), hlm. 22.
10. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
contoh: Rinto Jiang,S.E.
11. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
contoh:
33,5 m
Rp 10,50
12. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.
Contoh: pengurus Wikipedia favorit saya, Borgx, pandai sekali.
13. Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
contoh: dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh.
Bandingkan dengan: Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam pembinaan dan pengembangan bahasa.
14. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.
contoh: “Di mana Rex tinggal?” tanya Stepheen.
C. Tanda Titik Koma (;)
1. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.
contoh: malam makin larut; kami belum selesai juga.
2. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
contoh: Ayah mengurus tanamannya di kebun; ibu sibuk bekerja di dapur, adik menghafalkan nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik mendengarkan siaran pilihan pendengar.
D. Tanda Titik Dua (:)
1. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.
contoh:
yang kita perlukan, sekarang ialah barang-barang yang berikut: kursi, meja, dan lemari.
Fakultas itu mempunyai dua jurusan: Ekonomi Umum dan Ekonomi Perusahaan.
2. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
contoh:
Ketua : Hany Christoffer
Wakil Ketua : Ricky Kurniawan Wenas
Sekretaris : Maria Dewi Puspasari
Wakil Sekretaris : Terry Rionaldy
Bendahara : Lina Veronica
Wakil bendahara : Marcel Lawinata
3. Tanda titik dua dipakai dalam teks drama kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
contoh:
Pak Erwin : “Jangan lupa perbaiki halaman bantuan Pak Guru!”
Rexy : “Ya, Pak!”
4. Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara bab dan ayat dalam kitab-kitab suci, atau (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan.
contoh:
(i) Tempo, I (1971), 34:7
(ii) Surah Yasin:9
(iii) Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi sudah terbit.
5. Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
contoh: Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
E. Tanda Hubung (-)
1. Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris.
contoh:
….dia beli ba-
ru juga.
-Suku kata yang terdiri atas satu huruf tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada ujung baris.
contoh:
…. masalah i-
tu akan diproses.
2. Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata dan belakangnya, atau akhiran dengan bagian kata di depannya ada pergantian baris.
contoh:
…. cara baru meng-
ukur panas
akhiran -i tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada pangkal baris.
contoh:
………mengharga-
i pendapat.
3. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
contoh: anak-anak
tanda ulang singkatan (seperti pangkat 2) hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai pada teks karangan.
4. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal.
contoh: p-e-n-g-u-r-u-s
5. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan.
bandingkan:
ber-evolusi dengan be-revolusi
dua puluh lima-ribuan (20×5000) dengan dua-puluh-lima-ribuan (1×25000).
Istri-perwira yang ramah dengan istri perwira-yang ramah
PN dengan di-PN-kan.
6. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital; (b) ke- dengan angka, (c) angka dengan -an, dan (d) singkatan huruf kapital dengan imbulan atau kata.
contoh:
se-Indonesia
hadiah ke-2
tahun 50-an
ber-SMA
KTP-nya nomor 11111
bom-V2
sinar-X.
7. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.
Contoh:
di-charter
pen-tackle-an
Sebagai lambang matematika untuk pengurangan (tanda kurang).
F. Tanda Pisah (—)
1. Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberikan penjelasan khusus di luar bangun kalimat.
contoh: Wikipedia Indonesia—saya harapkan—akan menjadi Wikipedia terbesar
Dalam pengetikan karangan ilmiah, tanda pisah dinyatakan dengan 2 tanda hubung tanpa jarak.
contoh: Medan—Ibu kota Sumut—terletak di Sumatera
2. Tanda pisah menegaskan adanya posisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih tegas.
contoh:
Rangkaian penemuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atom—telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
3. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti sampai dengan atau di antara dua nama kota yang berarti ‘ke’, atau ‘sampai’.
contoh:
1919—1921
Medan—Jakarta
10—13 Desember 1999
Penamaan artikel
Nama-nama geografis
Coba berikan padanan nama-nama geografis dalam bahasa Indonesia dari tempat-tempat di luar negeri apabila ada. Apabila tidak ada, tolong berikan nama tersebut dalam bahasa setempat, hindarkan pemberian nama dalam bahasa Inggris, namun tentu saja nama Inggris bisa disebut di dalam artikel. Nama dalam bahasa Inggris bisa pula dipakai sebagai nama halaman redireksi. Tetapi jika bahasa setempat tidak ditulis menggunakan huruf Latin, nama dalam bahasa Inggris bisa dipertimbangkan. Khusus mengenai nama-nama geografis di Jawa, ejaan resmi dalam bahasa Indonesia dipakai, meski ini sering tidak konsisten dan konsekuen. Kadangkala fonem /a/ pada posisi akhir terbuka dieja sesuka hati sebagai [o] atau [a].
Contoh:
Nama-nama tempat asing
Antwerpen dan bukan Antwerp (bahasa Inggris).
Moskwa dan bukan Moscow (bahasa Inggris).
Perancis dan bukan Prancis (berdasarkan kesepakatan).
Singapura dan bukan Singapore (bahasa Inggris).
Wina dan bukan Wien (bahasa Jerman) apalagi Vienna (bahasa Inggris).
Yerusalem dan bukan Jerusalem (bahasa Inggris).
Nama-nama tempat di Jawa
Surabaya dan bukan Suroboyo.
Wonogiri dan bukan Wanagiri.
Surakarta atau Solo, atau Sala dan bukan Surokarto.
Purwakarta dan bukan Purwokarto di Jawa Barat.
Purwokerto dan bukan Purwakerta di Jawa Tengah.
Nama-nama tempat yang sering dipakai di Indonesia
Kabupaten dan Kota. Untuk kabupaten dan kota di Indonesia, penamaan artikelnya memakai format “Kabupaten AA” dan “Kota AA”, contoh: Kabupaten Aceh Besar dan Kota Lhokseumawe, jadi bukan “Aceh Besar” dan “Lhokseumawe”. Ini berlaku walaupun nama tersebut hanya memiliki satu kegunaan. Pada contoh diatas Aceh Besar diberi nama Kabupaten Aceh Besar walaupaun tidak ada Kota Aceh Besar.
Kecamatan. Untuk nama kecamatan menggunakan pola “nama kecamatan, nama kabupaten atau kota” seperti Ciawi, Bogor dan Ciawi, Tasikmalaya bukan Kecamatan Ciawi karena nama kecamatan yang sama bisa terdapat di kabupaten yang lain.
Kelurahan/desa. Untuk nama kelurahan menggunakan pola “nama kelurahan, nama kecamatan, nama kabupaten atau kota” seperti Seutui, Baiturrahman, Banda Aceh dan bukan Seutui atau Kelurahan Seutui atau Seutui, Baiturrahman.
Pulau, Sungai, Danau, Pulau, Suku, Air terjun, Tanjung, Selat, Teluk. Mengikuti pola “Pulau AA”, “Sungai Mahakam” dan sebagainya. Contohnya: Pulau Simeulue dan bukan Simeulue. (terkecuali untuk Jawa, Sumatra, Sulawesi, Kalimantan tidak memakai awalan pulau karena lebih populer)
Untuk nama-nama tempat di Indonesia yang memiliki banyak kegunaan, maka artikel dengan nama itu menjadi halaman disambiguasi. Contohnya: “Blitar” karena memiliki banyak arti, maka artikel “Blitar” menjadi halaman disambiguasi yang mengandung pranala ke Kota Blitar dan Kabupaten Blitar.
Nama-nama tokoh
Nama-nama tokoh dalam bahasa Indonesia, dieja sesuai ejaan asli meskipun bertentangan dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Nama-nama tokoh asing juga sesuai ejaan dalam bahasa aslinya, hindarkan penggunaan ejaan bahasa Inggris. Namun apabila bahasa asli tidak ditulis menggunakan huruf Latin, ejaan dalam bahasa Inggris bisa dipertimbangkan. Hindarkan penggunaan nama-nama Latin atau Yunani dengan ejaan bahasa Inggris. Untuk nama-nama tokoh Tionghoa gunakan ejaan yang berlaku dalam bahasa Indonesia. Apabila tidak ada coba gunakan ejaan Pinyin dan hindari ejaan Inggris berdasarkan Wade-Giles, meski ejaan terakhir ini kadangkala secara fonetis lebih tepat.
Pedoman penggunaan ejaan untuk nama tokoh Indonesia adalah sebagai berikut:
Kelahiran sebelum tahun 1947, gunakan Ejaan Van Ophuijsen (gunakan oe untuk u, tj untuk c, dj untuk j, dan j untuk y).
Kelahiran antara 1947 dan sebelum 1972, gunakan Ejaan Republik (gunakan tj untuk c, dj untuk j, dan j untuk y).
Kelahiran pada dan setelah 1972, gunakan Ejaan Yang Disempurnakan.
Jika ragu, atau tanggal kelahiran tokoh tidak tersedia, gunakan Ejaan Yang Disempurnakan.
Nama-nama tokoh sebaiknya ditulis secara lengkap berikut nama depan dan nama belakang, kecuali tokoh tidak memiliki nama depan secara resmi atau nama merupakan nama julukan.
Contoh:
Aristoteles dan bukan Aristotle.
Bill Clinton dan bukan William Jefferson Clinton
Boris Yeltsin dan bukan Yeltsin.
Jeanne d’Arc dan bukan Joan of Arc.
Kong Hu Cu dan bukan Kung Fu-tse
Lenin bisa dipergunakan seiring dengan Vladimir Lenin.
Mao Zedong dan bukan Mao Tse-tung.
Ptolemeus dan bukan Ptolemy.
Soeharto dan bukan Suharto.
Soekarno dan bukan Sukarno.
H.O.S. Tjokroaminoto dan bukan H.O.S. Cokroaminoto.
Penggunaan gelar
Gelar-gelar kebangsawanan dan akademis jangan dipakai sebagai judul artikel meskipun harus disebut dalam artikel sendiri.
Contoh:
Hamengkubuwono IX dan bukan Sultan Hamengkubuwono IX atau Sri Hamengkubuwono IX
Kartini dan bukan R.A. Kartini atau Raden Adjeng Kartini atau Raden Ajoe Kartini
Jusuf Kalla dan bukan Drs. Jusuf Kalla
Beberapa gelar lainnya yang juga harus dihindari antara lain: GPH (Gusti Pangeran Haryo), KGPH (Kanjeng Gusti Pangeran Haryo), GBPH (Gusti Bendoro Pangeran Haryo) dan lain-lain. (lihat gelar kebangsawanan). (E.T.)

ejaan yang disempurnakan dan tanda baca



Ejaan yang disempurnakan dan Tanda Baca
Contoh artikel :
Artikel Kesehatan
Kesehatan dan manusia seperti dua sisi yang tidak dapat di pisahkan. Itulah mengapa artikel tentang dunia kesehatan begitu di cari dan diburu oleh masyarakat. Anda bisa bayangkan kebutuhan mendesak seorang ibu yang baru melahirkan, bayi- bayi mungil yang perlu mendapat perawatan kesehatan,pekerja kantoran yang sering mendapat tekanan, atau 76 juta kaum manula yang ingin hidup sehat dan menurunkan berat badan.Mereka akan berusaha mencari informasi tentang hidup sehat.

Informasi mengenai kesehatan adalah suatu hal yang sangat dibutuhkan dewasa ini. Informasi mengenai tips pengobatan,baik medis maupun terapi alternatif dan pengobatan tradisional merupakan hal penting yang patut untuk diketahui,belum lagi mengenai informasi berbagai macam penyakit beserta pantangannya yang harus di hindari,kemudian ada lagi artikel kesehatan mengenai gejala dan penyebab suatu penyakit yang di ikuti dengan cara pencegahannya.

Semua hal di atas adalah berguna manakala kita sedang  mengumpulkan materi untuk pembuatan kliping atau tugas sekolah maupun pengumpulan bahan untuk skripsi,namun tak sedikit pula kita menggunakan informasi tersebut ketika kita sedang sakit dan ingin mencari pengobatan yang terbaik untuk kita maupun orang yang kita sayangi.

Berangkat dari hal tersebut di atas,saya mencoba untuk mengumpulkan informasi dasar tersebut yang saya ambil dari sumber-sumber yang kompeten sebagai referensi saja agar kita semua lebih sadar akan pentingnya kesehatan kita,karena kesehatan adalah anugerah Tuhan yang patut kita syukuri.

Kesalahan  :
-          Di pisahkan seharusnya menjadi ‘dipisahkan’.
-          Di cari seharusnya menjadi ‘dicari’.
-          Seharusnya jangan terlalu banyak koma jika terlalu banyak cukup beri tanda titik.


Ejaan yang disempurnakan
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku sejak tahun 1972. Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya, Ejaan Republik. Pada 23 Mei 1972, sebuah pernyataan bersama telah ditandatangani oleh Menteri Pelajaran Malaysia pada masa itu, Tun Hussien Onn dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Mashuri. Pernyataan bersama tersebut mengandung persetujuan untuk melaksanakan asas yang telah disepakati oleh para ahli dari kedua negara tentang Ejaan Baru dan Ejaan Yang Disempurnakan.

Perbedaan-perbedaan antara EYD dan ejaan sebelumnya adalah:
‘tj’ menjadi ‘c’ : tjutji → cuci
‘dj’ menjadi ‘j’ : djarak → jarak
‘j’ menjadi ‘y’ : sajang → sayang
‘nj’ menjadi ‘ny’ : njamuk → nyamuk
‘sj’ menjadi ‘sy’ : sjarat → syarat
‘ch’ menjadi ‘kh’ : achir → akhir
1.      Tanda baca
Tanda Titik (.)
1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
contoh: Saya suka makan nasi.
Sebuah kalimat diakhiri dengan titik. Apabila dilanjutkan dengan kalimat baru, harus diberi jarak satu ketukan. Cara ini dilakukan dalam penulisan karya ilmiah.
2. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.
contoh:
Irwan S. Gatot
George W. Bush
Tetapi apabila nama itu ditulis lengkap, tanda titik tidak dipergunakan.
Contoh: Anthony Tumiwa
3. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
Contoh:
Dr. (Doktor)
Ny. (Nyonya)
S.E. (Sarjana Ekonomi)
4. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda titik.
Contoh:
dll. (dan lain-lain)
dsb. (dan sebagainya)
tgl. (tanggal)
Dalam karya ilmiah seperti skripsi, makalah, laporan, tesis, dan disertasi, dianjurkan tidak mempergunakan singkatan.
5. Tanda titik dibelakang huruf dalam suatu bagian ikhtisar atau daftar.
contoh:
I. Persiapan Ulangan Umum.
A. Peraturan.
B. Syarat.
Jika berupa angka, maka urutan angka itu dapat disusun sebagai berikut dan tanda titik tidak dipakai pada akhir sistem desimal.
Contoh:
1.1
1.2
1.2.1
6. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu.
contoh: Pukul 7.10.12 (pukul 7 lewat 10 menit 12 detik)
7. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan angka ribuan, jutaan, dan seterusnya yang tidak menunjukkan jumlah.
contoh:
Nama Ivan terdapat pada halaman 1210 dan dicetak tebal.
Nomor Giro 033983 telah saya kasih kepada Michael.
8. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan yang terdiri dari huruf-huruf awal kata atau suku kata, atau gabungan keduanya, yang terdapat di dalam nama badan pemerintah, lembaga- lembaga nasional di dalam akronomi yang sudah diterima oleh masyarakat.
contoh:
Sekjen : (Sekretaris Jenderal)
UUD : (Undang-Undang Dasar)
SMA : (Sekolah Menengah Atas)
WHO : (World Health Organization)
9. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang.
contoh:
Cu (Kuprum)
52 cm
l (liter)
Rp 350,00
10. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan, atau kepala ilustrasi, tabel dan sebagainya.
contoh:
Latar Belakang Pembentukan
Sistem Acara
11. Tanda titik tidak dipakai di belakang alamat pengirim dan tanggal surat, atau nama dan alamat penerima surat.
contoh:
Jalan Kebayoran 32
Jakarta, 3 Mei 1997
Yth.Sdr.Ivan
Jalan Istana 30
Surabaya
B. Tanda Koma (,)
1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.
contoh: Saya menjual baju, celana, dan topi.
contoh penggunaan yang salah: Saya membeli udang, kepiting dan ikan.
2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang berikutnya, yang didahului oleh kata seperti, tetapi, dan melainkan.
contoh: Saya bergabung dengan Wikipedia, tetapi tidak aktif.
3a. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya.
contoh:
Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.
3b. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat.
contoh: Saya tidak akan datang kalau hari hujan.
4. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.
contoh:
Oleh karena itu, kamu harus datang.
Jadi, saya tidak jadi datang.
5. Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, yang terdapat pada awal kalimat.
contoh:
O, begitu.
Wah, bukan main.
6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
contoh: Kata adik, “Saya sedih sekali”.
7. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan tanggal, (ii) bagian-bagian kalimat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
contoh:
Medan, 18 Juni 1984
Medan, Indonesia.
8. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
contoh: Lanin, Ivan, 1999. Cara Penggunaan Wikipedia. Jilid 5 dan 6. Jakarta: PT Wikipedia Indonesia.
9. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.
contoh: I. Gatot, Bahasa Indonesia untuk Wikipedia. (Bandung: UP Indonesia, 1990), hlm. 22.
10. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
contoh: Rinto Jiang,S.E.
11. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
contoh:
33,5 m
Rp 10,50
12. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.
Contoh: pengurus Wikipedia favorit saya, Borgx, pandai sekali.
13. Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
contoh: dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh.
Bandingkan dengan: Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam pembinaan dan pengembangan bahasa.
14. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.
contoh: “Di mana Rex tinggal?” tanya Stepheen.
C. Tanda Titik Koma (;)
1. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.
contoh: malam makin larut; kami belum selesai juga.
2. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
contoh: Ayah mengurus tanamannya di kebun; ibu sibuk bekerja di dapur, adik menghafalkan nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik mendengarkan siaran pilihan pendengar.
D. Tanda Titik Dua (:)
1. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.
contoh:
yang kita perlukan, sekarang ialah barang-barang yang berikut: kursi, meja, dan lemari.
Fakultas itu mempunyai dua jurusan: Ekonomi Umum dan Ekonomi Perusahaan.
2. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
contoh:
Ketua : Hany Christoffer
Wakil Ketua : Ricky Kurniawan Wenas
Sekretaris : Maria Dewi Puspasari
Wakil Sekretaris : Terry Rionaldy
Bendahara : Lina Veronica
Wakil bendahara : Marcel Lawinata
3. Tanda titik dua dipakai dalam teks drama kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
contoh:
Pak Erwin : “Jangan lupa perbaiki halaman bantuan Pak Guru!”
Rexy : “Ya, Pak!”
4. Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara bab dan ayat dalam kitab-kitab suci, atau (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan.
contoh:
(i) Tempo, I (1971), 34:7
(ii) Surah Yasin:9
(iii) Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi sudah terbit.
5. Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
contoh: Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
E. Tanda Hubung (-)
1. Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris.
contoh:
….dia beli ba-
ru juga.
-Suku kata yang terdiri atas satu huruf tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada ujung baris.
contoh:
…. masalah i-
tu akan diproses.
2. Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata dan belakangnya, atau akhiran dengan bagian kata di depannya ada pergantian baris.
contoh:
…. cara baru meng-
ukur panas
akhiran -i tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada pangkal baris.
contoh:
………mengharga-
i pendapat.
3. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
contoh: anak-anak
tanda ulang singkatan (seperti pangkat 2) hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai pada teks karangan.
4. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal.
contoh: p-e-n-g-u-r-u-s
5. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan.
bandingkan:
ber-evolusi dengan be-revolusi
dua puluh lima-ribuan (20×5000) dengan dua-puluh-lima-ribuan (1×25000).
Istri-perwira yang ramah dengan istri perwira-yang ramah
PN dengan di-PN-kan.
6. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital; (b) ke- dengan angka, (c) angka dengan -an, dan (d) singkatan huruf kapital dengan imbulan atau kata.
contoh:
se-Indonesia
hadiah ke-2
tahun 50-an
ber-SMA
KTP-nya nomor 11111
bom-V2
sinar-X.
7. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.
Contoh:
di-charter
pen-tackle-an
Sebagai lambang matematika untuk pengurangan (tanda kurang).
F. Tanda Pisah (—)
1. Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberikan penjelasan khusus di luar bangun kalimat.
contoh: Wikipedia Indonesia—saya harapkan—akan menjadi Wikipedia terbesar
Dalam pengetikan karangan ilmiah, tanda pisah dinyatakan dengan 2 tanda hubung tanpa jarak.
contoh: Medan—Ibu kota Sumut—terletak di Sumatera
2. Tanda pisah menegaskan adanya posisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih tegas.
contoh:
Rangkaian penemuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atom—telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
3. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti sampai dengan atau di antara dua nama kota yang berarti ‘ke’, atau ‘sampai’.
contoh:
1919—1921
Medan—Jakarta
10—13 Desember 1999
Penamaan artikel
Nama-nama geografis
Coba berikan padanan nama-nama geografis dalam bahasa Indonesia dari tempat-tempat di luar negeri apabila ada. Apabila tidak ada, tolong berikan nama tersebut dalam bahasa setempat, hindarkan pemberian nama dalam bahasa Inggris, namun tentu saja nama Inggris bisa disebut di dalam artikel. Nama dalam bahasa Inggris bisa pula dipakai sebagai nama halaman redireksi. Tetapi jika bahasa setempat tidak ditulis menggunakan huruf Latin, nama dalam bahasa Inggris bisa dipertimbangkan. Khusus mengenai nama-nama geografis di Jawa, ejaan resmi dalam bahasa Indonesia dipakai, meski ini sering tidak konsisten dan konsekuen. Kadangkala fonem /a/ pada posisi akhir terbuka dieja sesuka hati sebagai [o] atau [a].
Contoh:
Nama-nama tempat asing
Antwerpen dan bukan Antwerp (bahasa Inggris).
Moskwa dan bukan Moscow (bahasa Inggris).
Perancis dan bukan Prancis (berdasarkan kesepakatan).
Singapura dan bukan Singapore (bahasa Inggris).
Wina dan bukan Wien (bahasa Jerman) apalagi Vienna (bahasa Inggris).
Yerusalem dan bukan Jerusalem (bahasa Inggris).
Nama-nama tempat di Jawa
Surabaya dan bukan Suroboyo.
Wonogiri dan bukan Wanagiri.
Surakarta atau Solo, atau Sala dan bukan Surokarto.
Purwakarta dan bukan Purwokarto di Jawa Barat.
Purwokerto dan bukan Purwakerta di Jawa Tengah.
Nama-nama tempat yang sering dipakai di Indonesia
Kabupaten dan Kota. Untuk kabupaten dan kota di Indonesia, penamaan artikelnya memakai format “Kabupaten AA” dan “Kota AA”, contoh: Kabupaten Aceh Besar dan Kota Lhokseumawe, jadi bukan “Aceh Besar” dan “Lhokseumawe”. Ini berlaku walaupun nama tersebut hanya memiliki satu kegunaan. Pada contoh diatas Aceh Besar diberi nama Kabupaten Aceh Besar walaupaun tidak ada Kota Aceh Besar.
Kecamatan. Untuk nama kecamatan menggunakan pola “nama kecamatan, nama kabupaten atau kota” seperti Ciawi, Bogor dan Ciawi, Tasikmalaya bukan Kecamatan Ciawi karena nama kecamatan yang sama bisa terdapat di kabupaten yang lain.
Kelurahan/desa. Untuk nama kelurahan menggunakan pola “nama kelurahan, nama kecamatan, nama kabupaten atau kota” seperti Seutui, Baiturrahman, Banda Aceh dan bukan Seutui atau Kelurahan Seutui atau Seutui, Baiturrahman.
Pulau, Sungai, Danau, Pulau, Suku, Air terjun, Tanjung, Selat, Teluk. Mengikuti pola “Pulau AA”, “Sungai Mahakam” dan sebagainya. Contohnya: Pulau Simeulue dan bukan Simeulue. (terkecuali untuk Jawa, Sumatra, Sulawesi, Kalimantan tidak memakai awalan pulau karena lebih populer)
Untuk nama-nama tempat di Indonesia yang memiliki banyak kegunaan, maka artikel dengan nama itu menjadi halaman disambiguasi. Contohnya: “Blitar” karena memiliki banyak arti, maka artikel “Blitar” menjadi halaman disambiguasi yang mengandung pranala ke Kota Blitar dan Kabupaten Blitar.
Nama-nama tokoh
Nama-nama tokoh dalam bahasa Indonesia, dieja sesuai ejaan asli meskipun bertentangan dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Nama-nama tokoh asing juga sesuai ejaan dalam bahasa aslinya, hindarkan penggunaan ejaan bahasa Inggris. Namun apabila bahasa asli tidak ditulis menggunakan huruf Latin, ejaan dalam bahasa Inggris bisa dipertimbangkan. Hindarkan penggunaan nama-nama Latin atau Yunani dengan ejaan bahasa Inggris. Untuk nama-nama tokoh Tionghoa gunakan ejaan yang berlaku dalam bahasa Indonesia. Apabila tidak ada coba gunakan ejaan Pinyin dan hindari ejaan Inggris berdasarkan Wade-Giles, meski ejaan terakhir ini kadangkala secara fonetis lebih tepat.
Pedoman penggunaan ejaan untuk nama tokoh Indonesia adalah sebagai berikut:
Kelahiran sebelum tahun 1947, gunakan Ejaan Van Ophuijsen (gunakan oe untuk u, tj untuk c, dj untuk j, dan j untuk y).
Kelahiran antara 1947 dan sebelum 1972, gunakan Ejaan Republik (gunakan tj untuk c, dj untuk j, dan j untuk y).
Kelahiran pada dan setelah 1972, gunakan Ejaan Yang Disempurnakan.
Jika ragu, atau tanggal kelahiran tokoh tidak tersedia, gunakan Ejaan Yang Disempurnakan.
Nama-nama tokoh sebaiknya ditulis secara lengkap berikut nama depan dan nama belakang, kecuali tokoh tidak memiliki nama depan secara resmi atau nama merupakan nama julukan.
Contoh:
Aristoteles dan bukan Aristotle.
Bill Clinton dan bukan William Jefferson Clinton
Boris Yeltsin dan bukan Yeltsin.
Jeanne d’Arc dan bukan Joan of Arc.
Kong Hu Cu dan bukan Kung Fu-tse
Lenin bisa dipergunakan seiring dengan Vladimir Lenin.
Mao Zedong dan bukan Mao Tse-tung.
Ptolemeus dan bukan Ptolemy.
Soeharto dan bukan Suharto.
Soekarno dan bukan Sukarno.
H.O.S. Tjokroaminoto dan bukan H.O.S. Cokroaminoto.
Penggunaan gelar
Gelar-gelar kebangsawanan dan akademis jangan dipakai sebagai judul artikel meskipun harus disebut dalam artikel sendiri.
Contoh:
Hamengkubuwono IX dan bukan Sultan Hamengkubuwono IX atau Sri Hamengkubuwono IX
Kartini dan bukan R.A. Kartini atau Raden Adjeng Kartini atau Raden Ajoe Kartini
Jusuf Kalla dan bukan Drs. Jusuf Kalla
Beberapa gelar lainnya yang juga harus dihindari antara lain: GPH (Gusti Pangeran Haryo), KGPH (Kanjeng Gusti Pangeran Haryo), GBPH (Gusti Bendoro Pangeran Haryo) dan lain-lain. (lihat gelar kebangsawanan). (E.T.)